Sumber Pembiayaan Pembangunan Kota Badung Bali

Nama Mahasiswa : Ardhi Nata Kusumah

NPM : 1624010054

Semester : 5

Jurusan : Agribisnis

Sehubung dengan adanya pengumpulan tugas artikel mata kuliah Dasar Perencanaan Wilayah (DPW), dosen pengampu Ir. Kemal Wijaya MTP. Berikut review artikel tentang sumber pembiayaan pendapatan asli daerah di Kota Badung Bali :  
 Pendahuluan


            Kota Badung adalah salah satu kota di provinsi Bali, Indonesia. Ibu kotanya berada di Mengwi, dahulu berada di Denpasar. Secara Geografi Kota Badung terletak membujur dari Utara ke Selatan, hampir di tengah-tengah Pulau Bali.  Badung berada pada koordinat : 08°14’17”- 08°50’57”LS, 115°05’02”-115°15’09”BT. Batas wilayahnya adalah Kota Buleleng di sebelah Utara, Kota Tabanan di Barat, dan Kota Bangli, Gianyar serta kota Denpasar di sebelah Timur. Adapun luas wilayahnya sebesar 418,52 km2. Penduduknya berjumlah 358.311 jiwa (2004) dengan kepadatan 8.629,8 jiwa/km2. Secara administratif Kota Badung di bagi menjadi 6 kecamatan, yaitu: Kecamatan Petang, Mengwi, Abiansemal, Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan. Visi jangka panjang pembangunan Kota Badung adalah: Melangkah bersama membangun Badung berdasarkan “Trihita Karana” menuju masyarakat adil sejahtera dan ajeg. Yang dimaksud dengan “Trihita Karana” sendiri adalah tiga pilar pembangunan yang diharapkan dapat berdiri secara bersamaan dan seimbang. 3 pilar ini kemudian diimplementasi dalam MISI pembangunan daerah yang meliputi 3 bidang, yaitu bidang Ketuhanan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Wilayah. Lingkup dari masing-masing bidang tersebut dirinci dalam misi pembangunan Kota Badung.
            Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari kegiatan ekonomi daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu pilar kemandirian suatu daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, sumber PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pengembangan potensi akan menciptakan pendapatan asli daerah bagi yang berguna untuk melaksanakan tujuan pembangunan. Pengelolaan pendapatan asli daerah yang efektif dan efisien perlu dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi daerah maupun perekonomian nasional. Kontribusi yang dicapai dari pendapatan asli daerah dapat terlihat dari seberapa besar pendapatan tersebut disalurkan untuk membangun daerah agar lebih berkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembahasan


Tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pajak daerah memberikan sumbangan tertinggi kepada PAD di kota Badung.Pada tahun 2011-2015 hasil pajak daerah kota Badung selalu mengalami peningkatan. Tahun 2011 hasil pajak daerah memberikan sumbangan sebesar 862.669.037(dalam ribuan rupiah) kepada PAD sampai 5 tahun berikutnya mangalami peningkatan yaitu pada tahun 2015 sebesar 2.598.718.129 (dalam ribuan rupiah). Besarnya penerimaan pajak daerah disebabkan adanya komponen pajak daerah yang memberikan sumbangan tertinggi kepada pajak daerah.
Kota Badung yang memiliki sumber pendapatan daerah yang cukup banyak yang berasal dari dana pajak daerah yang fungsinya agar dapat lebih meningkatkan sistem dan mekanisme pembangunan daerah otonom. Pemerintah kota Badung juga harus dapat mengoptimalkan penerimaan pajak daerah sebagai sumber penerimaan PAD. Pajak daerah memiliki peran yang penting dalam membiayai pembangunan daerah karena pajak daerah yang memberikan sumbangan tertinggi kepada PAD, tanpa adanya pajak daerah kebutuhan akan dana yang diperlukan untuk pembangunan daerah akan sulit terpenuhi. Permasalahan mengenai pajak daerah harus dapat ditangani secara tepat agar pajak daerah dapat dimanfaatkan dengan baik. Salah satu sumber dana yang sangat penting bagi pembiayaan pembangunan suatu daerah yaitu penerimaan pajak daerah.
Pemerintah kota Badung harus dapat mengoptimalkan penerimaan PAD karena Badung memiliki potensi penerimaan daerah yang beragam. Analisis potensi-potensi yang tersedia di daerah dan mengembangkan potensi tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan penerimaan PAD dimana berguna sebagai pemasukan daerah dan sumber pembiayaan pembangunan daerah.

Wujud Pembangunan kota Badung
Modal sosial maupun modal alam yang mendorong adanya arus energi berupa informasi, modal, dan IPTEK memicu terlaksananya pembangunan di beberapa bidang, antara lain sebagai berikut:
1.    Infrastruktur
Badung memiliki keunggulan alam, budaya dan infrastruktur dibandingkan dengan daerah lainnya. Potensi ini mempengaruhi kegiatanperekonomian Badung yang banyak bergerak di sektor pariwisata. Segalaupaya terus ditempuh untuk mensinergikan pembangunan industripariwisata dengan sektor lainnya. Selain sebagai destinasi pariwisata, kabupaten Badung juga menjadi tempat pertemuan-pertemuan penting yang berskala nasional daninternasional. Hal ini berpengaruh terhadap berbagai sektor yangberkembang di Badung terutama sektor-sektor yang berkaitan erat denganpariwisata. Seperti misalnya sektor perdagangan hotel dan restoran sertasektor pengangkutan dan komunikasi masih menjadi sektor yang berperanpenting dalam perkembangan perekonomian di Badung. Bahkan keduasektor ini berkontribusi hampir mencapai tiga per empat (73,10 persen) dari keseluruhan PDRB Badung.
Dari kelebihan yang terdapat di Kota maupun Kabupaten Badung maka pemerintah sebegai pelaksana pembangunan infrasturktrur yang dibantu masyarkat, maupun privat harus menyediakan infrastruktur yang baik untuk masyarakat, wisatawan asing maupun wisatawan dalam negerti.
2.    Industri Jasa dan Perdagangan
Tingginya minat pariwisata pada Kota Badung membawa dampak pada pembangunan sektor jasa dan perdagangan. Berbagai industri jasa tumbuh subur seperti hotel, villa, resource, spa, penyewaan kendaraan bermotor maupun sepeda, dan lain sebagainya. Demikian pula dengan industri perdagangan, banyaknya migrasi penduduk serta wisatawan mendorong untuk memenuhi tuntutan akan kebutuhan perbagai barang, baik barang kebutuhan sehari-hari maupun souvenir. Berbagai macam jenis usaha dagang berkembang didaerah ini, mulai dari unit usaha kecil seperti koperasi, factory outlet, café, restaurant, toko souvenir, toko waralaba, hingga mall. Pusat-pusat perdagangan atau pusat industri di Kota Badung tidak hanya berada pada sekumpulan titik, namun menyebar merata diseluruh wilayah Badung. Walau letaknya menyebar, namun masih ada unit-unit dagang yang menggelombol atau beraglomerasi. Dengan kata lain, pusat pertumbuhan bukan hanya dari satu titik melainkan dari banyak titik. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi mengenai pemilihan lokasi industri, lokasi yang mengikuti aglomerasi akan menguntungkan pemilik usaha karena mengurangi biaya produksi maupun biaya jarak.
Pantai dan riligiusitas budaya merupakan modal kota Badung dalam melakukan pembangunannya, sehingga unit-unit industri baik barang maupun jasa umumnya beraglomerasi pada kisaran kedua daerah tersebut. Berikut adalah gambaran umum mengenai pusat-puat kegiatan masyarakat Badung baik kegiatan ekonomi maupun sosial budaya yang mendorong adanya unit-unit dagang dikisaran daerah tersebut.Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa pusat-pusat kegiatan ekonomi masyarakat kota Badung ini berada dikisaran area pantai atau tepat-tempat budaya. Hal tersebut sangat jelas tergambar pada peta industri dan pariwisata disalah satu wilayah di kota Badung. Dimana pusat-puast kegiatan industrinya berada disepanjang garis pantai, semakin jauh dari kawasan pantai akan semakin jarang pusat-pusat kegiatan ekonomi ditemui. Dengan demikian jika dihubungkan dengan teori sewa dan nilai lahan maka nilai lahan didaerah sekitar pantai akan tinggi dan akan semakin turun jika semakin jauh dari pantai. Demikian pula dengan harga sewa lahan, maka akan masuk akal jika harga hotel dikawasan sekitar pantai akan lebih mahal dengan daerah yang jaraknya lebih jauh dari pantai walaupun dengan kualitas pelayanan dan spesifikasi hotel yang sama.
3.    Perumahan Mewah
Dengan banyaknya jumlah penduduk migrant di kota Badung dan juga sebagai konsekuensi atas pendapatan per kapita penduduknya yang tinggi, maka di kota init telah muncul kawasan perumahan-perumahan mewah dibeberapa titik. Harga rumah rumah mewah ini bervariasi tergantung pada desain, luasan, dan jarak dengan CBD. Rentang harganya adalah diatas Rp 1.000.000.000 per unit rumah. Titik-titik ini tersebar pada semua daerah di wilayah Badung, seperti di Seminyak, Jimbaran, Sanur, Kuta, dst. Dengan demikian, segregasi perumahan di kota Badung tidak hanya terbatas disatu titik tetapi dibanyak titik. Adanya perumahan mewah ini membuktikan bahwa kota Badung sudah pada tahap kota dewasa awal atau maju.
4.    Kesehatan
Dengan konsekuensi dari laju pertumbuhan pendudukan dan pertumbuhan ekonomi dalam hal pendapatan per kapita tentunya akan membawa konsekuensi langsung pada kualitas kesehatan penduduknya. Penyediaan layanan kesehatan merupakan hal yang patut dikaji dari pembangunan di suatu wiayah. Badung dengan jumlah penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya dan juga salah satu daerah dengan jumlah pendapatan bruto regional tertinggi di provinsi Bali memiliki kualitas pelayanan kesehatan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah dan kualitas rumah sakit dan pelayanan kesehatan yang dimilikinya. Selain itu, angka harapan hidup masyarakat Badung juga tergolong tinggi.
5.    Pendidikan
Dengan adanya Badung sebagai suatu pusat pariwisata dan memiliki pendapatan bruto yang tinggi dan berbagai keunggulan kota Badung lainnya belum tentu menjamin kualitas pelayanan pendidikannya. Kota Badung walaupun penyediaan layanan pendidikannya baik, namun kualitas pendidikan masih kalah jika dibandingkan dengan ibukota provinsi yakni Denpasar. Sehingga banyak dari pelajar-pelajar Badung yang memilih untuk menempuh pendidikan diluar kota Badung atau diluar provinsi.

Kesimpulan  
            sumber pembiayaan pembangunan kota Badung Bali yaitu berasal dari pendapatan asli daerah ( PAD ). Sumber-sumber dari pendapatan asli daerah ( PAD ) terdiri dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang Sah. Kemudian diwujudkan dengan pembangunan kota badung berupa infrastruktur, industry jasa dan perdagangan, perumahaqn mewah, kesehatan dan pendidikan.

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Badung Dalam Angka 2015. BPS Kabupaten Badung



Komentar